Kamis, 04 Maret 2010

Berita Hari Ini ( 5Maret 2010)


HMI Minta Polisi Minta Maaf
IHSAN MUSTAKIM/TRIBUN TIMUR
Ketegangan polisi dan mahasiswa di Makassar

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengecam keras aksi penyerangan Sekretariat HMI Cabang Makassar oleh oknum yang diduga dari kepolisian. Apalagi, ini merupakan kali kedua aparat kepolisian menyerang Sekretariat HMI Cabang Makassar.

"Aparat yang melakukan itu harus ditindak tegas," kata Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Penyelamatan Organisasi HMI, M Chozin Amirullah, di Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Kamis (4/3/2010).

Dilanjutkannya, Polri harus meminta maaf atas penyerangan itu. Sebab, perilaku oknum kepolisian yang melakukan penyerangan itu akan memperburuk dan membuat malu nama Polri di mata masyarakat, terutama mahasiswa.

Chozin menyampaikan hal tersebut setelah dirinya gagal menemui Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komjen Ito Sumardi untuk meminta klarifikasi terkait aksi penyerangan kantor Sekretariat HMI Makassar yang diduga dilakukan oleh oknum kepolisian. "Kami ingin menemui Kabareskrim karena polisi harus mengklarifikasi soal ini," ujarnya.

Meski tak dapat memberikan data dan bukti secara rinci dan kuat, Chozin sangat meyakini penyerangan terhadap HMI Cabang Makassar beberapa hari lalu dilakukan oleh oknum polisi meskipun saat itu oknum yang bersangkutan berpakaian preman. Warga, dikatakannya, hanya menjadi alat polisi untuk ikut melakukan penyerangan setelah diprovokasi.

"Ada aksi makanya ada reaksi," kilahnya saat ditanya mengapa massa HMI Cabang Makassar juga membalas secara reaktif aksi penyerangan itu. Chozin juga mengingatkan agar kader HMI di Makassar dapat menahan diri untuk tidak kembali menyerang kepolisian. "Tahan diri. Jangan sampai terpancing oleh provokasi," katanya.

Chozin menyayangkan sikap Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan yang dikatakannya tidak dapat membaca psikologis anggotanya di Makassar. Sementara menurut Sekretaris Jenderal HMI, Achmad Ilyas, Makassar menjadi tempat penyerangan karena daerah tersebut dikenal bersumbu pendek sehingga dengan mudah orang menyulut amarah di sana.

Ditegaskan Chozin, saat ini HMI Makassar tengah melakukan mediasi Polda Sulawesi Selatan terkait langkah persuasif menindaklanjuti penyerangan itu.

Inilah Motor Yang Dirusak di Sekretariat HMI

Mahasiswa Makassar turun ke jalan
Penyerangan terhadap sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Makassar Raya di Jalan Botolempangen, Kamis (04/03/2010) siang, ternyata disertai dengan pengrusakan sepeda motor yang diparkir di sekretariat itu.

Sejumlah orang yang berhelm tertutup mendatangi sekretariat itu tadi siang dan mencari mahasiswa. Namun karena tidak mendapati mahasiswa, mereka akhirnya merusak motor dengan cara menginjak, memecahkan kaca, dan meringsekkan bagian-bagian motor.

Berikut ini beberapa motor (dan nomor pelatnya) yang dirusak sejumlah orang yang mendatangi sekretariat itu:

1. Yamaha Jupiter DD 3296 GG
2. Yamaha Jupiter hitam DD 2302 MT
3. Suzuki Shogun DD 4810 GD
4. Yamaha Jupiter DD 3385 WK
5. Honda Win DD 5653 AL,
6. Honda DD 4425 AM
7. Jupiter MX DD 2696 IB
8. Suzuki satria DD 4115 VB
9. Yamaha Vega DD 3275 VS
10.Suzuki Thunder biru DD 2258 QS
11.Yamaha Jupiter DD 4140 AC
12.Suzuki Spin (matic) DD 4298 WN
13.Honda Revo DD5649 KS
14.Honda Revo DD 2075 QE
15.Yamaha Mio DD 4948 AS
16.Yamaha V-Ixion DD3768 QF
17.Yamaha Mio DD 3712 BZ
18.Suzuki DD 4901 HB
19.Yamaha DD 6616 BJ
20.Yamaha Vega DD 3637 B2
21.Suzuki Thunder DD 4349 QS

Jumlah motor yang rusak diperkirakan lebih banyak daripada yang tercatat karena sebagian motor sudah dibawa pemiliknya

Polisi Tangkap 18 Aktivis HMI

Ketegangan polisi dan mahasiswa di Makassar
Kepolisian Wilayah Kota Besar Makassar menangkap 18 aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar saat para mahasiswa bersembunyi di sejumlah ruangan seusai melakukan penyerangan balik ke Mapolsek Makassar.

"Teman-teman dibawa paksa oleh polisi ke Polwiltabes Makassar. Sebelum dibawa, mereka sempat dipukul, bahkan saya sudah bersembunyi juga masih ditangkap," kata Ketua HMI Cabang Makassar, Amal Sakti, Kamis (4/3/2010).

Para mahasiswa yang ditangkap, di antaranya, Sekretaris HMI Muchtar dan beberapa aktivis lainnya, yaitu Jumadin, Idris, Hamdi, Rifaldi, Asri, Ramadhan, Jumriawan, Agus, Sarjan, Akbar, Reski, dan Thalib.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, para mahasiswa yang diamankan tersebut sudah dipulangkan ke rumahnya masing-masing.

Permintaan untuk membebaskan para aktivis itu disampaikan langsung pengurus Presidium KAHMI Sulsel Adil Patu kepada Kapolda Sulselbar Irjen Adang Rochjana dan Kapolwiltabes Makassar Kombes Gatta Chairuddin.

Menurut Kapolwiltabes, pengamanan 18 aktivis HMI itu bukanlah penangkapan, melainkan untuk keamanan para mahasiswa untuk mengantisipasi adanya serangan dari warga yang kesal rumahnya terkena lemparan batu pada saat menyerang Polsek Makassar.

"Mereka tidak ditangkap, tapi diamankan dari amukan warga lainnya karena pada saat adik-adik mahasiswa melakukan penyerangan ke Polsek, para warga yang tinggal di sekitarnya geram dan balik menyerang sampai ke wisma," katanya.

Kita berharap, kejadian ini tidak terulang lagi dan untuk menunjukkan keseriusan polisi dalam bermitra dengan mahasiswa, kita akan membentuk tim pencari fakta dengan meminta masukan dari para mahasiswa.

Tim pencari fakta yang dibentuk Kapolda dan Kapolwiltabes itu akan mengusut tuntas siapa saja pelaku penyerangan ke Sekretariat HMI Cabang Makassar.

"Saya tidak akan segan-segan menindak polisi yang melakukan pelanggaran karena tidak ada orang yang kebal hukum. Karena itu, saya meminta masukan dari adik-adik mahasiswa," kata Kapolda Sulselbar Irjen Adang Rochjana.

Sementara untuk oknum polisi yang bertikai dengan KC, yakni Aiptu Sut dari kesatuan Densus 88 Antiteror Polda Sulselbar, sudah dilakukan penahanan di Polda.

"Saya sudah menindak anggota saya dengan menahannya di Polda, kalau nanti dia terbukti bersalah maka pasti akan dikenakan sanksi sesuai dengan kesalahannya," terang Kapolda

Bentrok antara Mahasiswa dan Warga

Mahasiswa dan warga terlibat bentrok, Kamis (4/3/2010). Ruas Jalan Sultan Alauddin, Makassar, menjadi ajang perang terbuka. Mahasiswa mulai masuk ke Kampus UIN Makassar, sedangkan warga terus merangsek maju mengejar mahasiswa.

Polisi yang bersenjata tameng dan pentungan bersiaga di belakang warga. Belum diketahui dari mana saja warga yang tiba-tiba muncul melakukan penyerangan ini. Perang batu mulai bisa dilokalisasi, bukan lagi di jalan raya. Situasi mulai tenang, saling lempar batu mulai diakhiri.

Polisi dan Mahasiswa UIN Alauddin Sudah Berhadap-hadapan

Mahasiswa dan aparat kepolisian pukul 14.30 Wita sudah berhadap-hadapan. Ribuan mahasiswa yang merupakan gabungan dari mahasiswa UIN Alauddin dan Unismuh Makassar memblokade ruas Jl Sultan Alauddin.

Sementara itu, polisi dari Polda Sulsel, Polwiltabes Makassar, dan Polresta Makassar Timur bersiap-siap di ujung Jl AP Pettarani, Makassar. Sebuah mobil water canon tampak siaga di belakang polisi. Ketegangan antara polisi dan mahasiswa UIN Alauddin di Jl Sultan Alauddin, Makassar, kian menjadi-jadi.

Ribuan mahasiswa telah bersiap dengan batu dan kayu serta bom molotov. Sementara itu, polisi juga sudah besiap dengan tameng dan pentungan. Kedua kelompok berhadap-hadapan dengan jarak lebih kurang 300 meter

Polisi Bantah Kerusuhan Makassar akibat Serangan Polisi
Mabes Polri membantah kerusuhan antara mahasiswa dan warga disebabkan aksi penyerangan anggota polisi ke Sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI, Rabu (3/3/2010) malam. Mahasiswa berdalih aksi penyerangan kepada polisi, Kamis pagi, sebagai serangan balasan.

”Enggak ada itu polisi serang rakyat. Kalaupun ada, itu hanya ulah oknum,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Edward Aritonang saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (4/3/2010).

Meski belum mendapat informasi lengkap terkait kerusuhan itu, Edward memastikan belum ada penangkapan yang dilakukan terhadap mahasiswa. ”Belum ada yang ditangkap,” ujarnya.

Situasi Kota Makassar, Sulawesi Selatan, hingga kini semakin panas menyusul keterlibatan warga dalam kerusuhan antara mahasiswa dan polisi. Sebelumnya, perusakan terjadi pada sejumlah fasilitas kepolisian oleh mahasiswa. Selain dua pos polisi, mahasiswa juga merusak Mapolsek Ujung Pandang

Kapolda Sulsel: Kami Akan Tindak Tegas
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Irjen Adang Rochjana meminta mahasiswa yang memblokade jalan di Jalan Sultan Alauddin, Makassar, membuka jalan itu. Jika tidak, kepolisian akan bertindak tegas dengan membuka sendiri pemblokadean tersebut secara paksa.

Pernyataan itu diungkapkan Kapolda seusai melakukan pertemuan dengan alumni HMI di Markas HMI Cabang Makassar Timur, Kamis (4/3/2010). Menurut Adang, ia tidak akan memerintahkan anggotanya meninggalkan Jalan AP Pettarani dan Jalan Sultan Alauddin, Makassar, jika mahasiswa tidak membuka blokade jalan. ”Tugas kami adalah melakukan penertiban. Kami akan bertindak tegas jika imbauan kami tidak diindahkan,” kata Adang.

Saat ini, ribuan mahasiswa UIN Alauddin Makassar masih memblokade jalan. Sebuah mobil yang mengangkut pipa disandera oleh mahasiswa dan dipalang di tengah jalan. Sementara polisi juga sedang bersiap-siap sekitar 300 meter dari kerumunan mahasiswa.

Dikira Polisi, Mahasiswa UNM Kejar Sopir Mini Van
Puluhan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) Jl AP Pettarani, Makassar, mengejar sebuah mobil mini van yang melintas di ruas jalan itu. Mereka mengira sopir mobil mini van tersebut adalah seorang anggota polisi.

Saat ini, sebagian besar ruas Jl AP Pettarani, Makassar sudah diblokade oleh ratusan mahasiswa. Mereka membakar ban bekas dan merazia para pengguna jalan mencari polisi. Aksi ini terkait dengan penyerangan Markas HMI Cabang Makassar Timur oleh oknum polisi di Jl Botolempangan, Makassar, malam tadi.


Sementara itu, Polisi dari Polresta Makassar Timur, saat ini sudah bersiap-siap melakukan penyerangan terhadap mahasiswa. Mereka terlihat bersiap-siap di depan Kantor PT Telkom Jl AP Pettarani, Makassar Lima truk yang berisi polisi bersenjata lengkap dan tameng, telah disiapkan.

Di sisi lain, ratusan mahasiswa di Kampus UNM Jl AP Pettarani, Makassar juga sudah bersiap- siap menanti kedatangan polisi. Mereka mempersiapkan diri dengan batu, bambu, dan bom molotov. Beberapa mahasiswa juga telah membakar ban bekas di tengah jalan. Aksi ini terkait dengan penyerangan Markas HMI Cabang Makassar Timur oleh oknum polisi di Jl Botolempangan, Makassar, malam tadi

Warga-Polisi Balik Serang Markas HMI Cabang Makassar Timur
Ratusan warga dibantu oleh aparat kepolisian balik menyerang sekretariat HMI Makassar, Kamis (4/3/2010). Warga marah karena mahasiswa menyerang Kantor Polisi Ujung Pandang di Jl Arif Rate, Makassar. Mereka merusak hampir seluruh isi sekretariat HMI Cabang Makassar Timur

Truk Pengangkut Pipa dan Motor Disandera di Depan UIN
skalasi aksi mahasiswa atas penyerangan Sekretariat HMI Cabang Makassar di Jl Botolempangan terus membesar. Di depan kampus UIN Alauddin Makassar, puluhan mahasiswa menyandera sebuah mobil truk pengangkut pipa dan mobil pengangkut motor.

Sekretariat Diserang Polisi, Mahasiswa Makassar Mengamuk
Sejumlah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI Cabang Makassar Timur menyesalkan terjadinya aksi penyerangan terhadap Sekretariat HMI Cabang Makassar Timur, malam tadi.

Menurut salah seorang aktivis HMI, Sukirman, aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk permintaan tanggung jawab pimpinan polisi atas terjadinya penyerangan sekretariat HMI itu.

”Kami akan terus melakukan aksi ini sampai pimpinan polisi meminta maaf kepada kami dan menangkap serta mengadili oknum polisi yang melakukan penyerangan tersebut.

Mahasiswa Merusak Pos Polisi
Puluhan mahasiswa melakukan pengrusakan di pos penjagaan polisi di pertigaan Jl AP Pettarani-Sultan Alauddin, Kamis (4/3/2010). Penyerangan ini terkait dengan penyerangan markas HMI di Jl Botolempangan.

Perusakan dilakukan oleh mahasiswa HMI dari UIN Alauddin. Hingga saat ini, mereka terus melakukan aksinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KENDARI KOMUNITAS

KENDARI KOMUNITAS
LOGO KCF